Tips Agar Tetap Berpikiran Positif

Posted By admin on 6/05/2017 | 6/05/2017

berpikiran positif
Seputar Kita - Berpikir positif memang terbilang sulit. Bahkan, pikiran negatif justru lebih mendominasi saat seseorang sedang mengalami krisis kepercayaan diri.

Sebenarnya, seseorang dapat melakukan banyak cara untuk mendapatkan kembali pikiran positifnya tersebut. Namun, tentu saja proses panjang dan usaha dibutuhkan untuk mewujudkannya.

Dilansir dari Huffington Post, ketika seseorang merasakan stres atau berada dalam kondisi yang menakutkan terdapat sel amigdala yang aktif dalam otak. Sel amigdala merupakan sekelompok saraf yang berbentuk layaknya kacang almond. Sel itu berperan dalam mengolah dan mengingat suatu hal yang bereaksi menjadi emosi.

Pemikiran logis, ketegasan seseorang dalam mengambil keputusan dan pikiran yang rasional seolah-olah dibuat hilang oleh sel tersebut. Hal itu pun mengakibatkan denyut jantung yang semakin cepat, meningkatnya tekanan darah, pencernaan yang melambat, penyempitan pembuluh darah dan rasa gemetar yang berlebihan.


Biasanya, seseorang akan menjadi cepat emosi dan selalu berpikir negatif tentang segala sesuatu yang sebenarnya belum diketahui faktanya. Hal-hal tersebut justru dapat mempengaruhi keberadaan dia dalam pergaulannya. Bahkan, dia dapat kehilangan teman dan dijauhi oleh banyak orang.

Menurut Barbara Fredrickson dalam tulisannya di Huffington Post, manfaat berpikiran positif tidak berhenti pada saat ekspresi pikiran itu dikeluarkan. Emosi positif memampukan seseorang untuk mempertajam keahlian atau apa yang menjadi kekuatannya yang nantinya akan berguna bagi kehidupannya di masa mendatang.

Selain itu, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan seseorang untuk menumbuhkan kembali pikiran positif. Meskipun sulit, tentu saja hal tersebut perlu dilakukan dan dicoba.

Menarik napas

Seseorang dapat memulai cara pertama berpikiran positif dengan menarik napas secara dalam. Kegiatan menarik napas memang terdengar remeh. Padahal, saat seseorang bernapas terjadilah proses pertukaran udara yang dihirup dan dikeluarkan.

Proses menarik napas sekitar 60 detik lamanya itu termasuk sebagai salah satu terapi yang baik. Oksigen yang masuk dinilai dapat mengendalikan amigdala.

Dengan menarik napas secara mendalam, seseorang dapat meredam stres, menurunkan amarah dan menurunkan tekanan darah.

Keluarkan amarah

Hanya terdapat dua hal yang akan dilakukan seseorang ketika berada dalam kondisi kesal. Pertama, mengeluarkan amarahnya; kedua, diam untuk menyimpan rasa amarahnya.

Sebenarnya, mengeluarkan amarah adalah hal yang baik untuk dilakukan. Ketika amarah tersebut sudah dikeluarkan maka emosi dan hal negatif yang menderanya pun ikut keluar dari dirinya. Ketika itu telah terjadi, seseorang akan kembali menyegarkan pikirannya dengan hal positif.

Hal ini sungguh berbeda saat seseorang memilih diam. Mereka akan terus terjerat dengan perasaan takut dan pemikiran yang negatif sehingga, rasa pikiran positif akan menjauh dari mereka.

Optimis

Dalam keadaan tertentu, seseorang tentu sulit untuk optimis. Namun, seseorang harus memaksakan dirinya untuk mewujudkan rasa optimis tersebut.

Memaksakan munculnya rasa optimis itu dapat dimulai dengan berpikir negatif soal akibat dari hal yang tidak dilakukannya. Dengan berpikiran seperti itu, seseorang akan berusaha mencari jalan keluar. Hal tersebut dapat membantunya untuk optimis dalam menjalankan satu kegiatan.

Optimis tersebut akan menghasilkan pikiran positif.


Bersyukur

Bersyukur merupakan hal yang paling luput dari ingatan seseorang. Rasa bersyukur tersebut biasanya hilang saat seseorang sedang berada dalam satu masalah.

Sebenarnya, bersyukur dapat menjadi salah satu cara untuk mengembalikan pikiran positif. Seseorang dapat mengingat hal apa saja yang sudah didapatkannya selama menjalani kehidupan.

Tidak hanya diingat tetapi, tuangkanlah ingatan tersebut dalam sebuah catatan kecil. Saat catatan itu sudah lengkap, bersyukurlah untuk apa yang sudah diraih.

Bersukacita

Bersukacita tampak mustahil di kala sulit. Dengan bersukacita, seseorang dinilai dapat melawan rasa dukacita mendalam dari dirinya.

Untuk bersukacita, seseorang tidak selalu berada dalam kondisi dan lingkungan yang bahagia. Namun, untuk membangunnya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu seperti, berdoa dan berada di dalam lingkungan yang baik.



Perluas pikiran

Saat berada dalam ketakutan, seseorang tidak akan memperhatikan banyak hal yang dapat dikerjakannya. Biasanya, mereka hanya terfokus pada satu hal yang diketahuinya.

Memperluas pikiran dapat membuat seseorang berpikir positif. Seseorang juga disarankan untuk tidak merasa kecil dalam dunia yang begitu luas. (op/adm)
Blog, Updated at: 6/05/2017

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

loading...