Mengetahui Hal-hal Teknis Agar Sukses Menyusui

Posted By admin on 5/20/2017 | 5/20/2017

menyusui
Wajib memberikan ASI ekslusif kepada bayi. Foto: thinkstock
Seputar Kita - Tak hanya soal pemahaman tentang pentingnya memberikan ASI eksklusif, ibu juga harus tahu hal-hal bersifat teknis yang berkaitan dengan pemberian ASI.

Pertama, soal IMD (Inisiasi Menyusui Dini). IMD harus dilakukan dalam kurun 30-60 menit selepas melahirkan. "Setelah lahir, bayi itu diam dulu karena dia butuh istirahat. Setelah istirahat 15 menit, itu dia baru mulai gerak-gerak tapi tidak mungkin langsung merangkak mencari puting ibunya," terang Maria Ulfa, S.Keb.,Bd. dari RS Universitas Airlangga.

Saat itulah bayi diarahkan untuk mendekati dada ibunya dan memulai inisiasi. Namun Maria mengingatkan posisi ibu dan si bayi juga harus nyaman.

Kemudian perlekatannya juga harus benar. Maria menjelaskan, yang dimaksud dengan perlekatan adalah masuknya payudara, utamanya sebagian besar areola ibu ke dalam mulut bayi, tidak hanya putingnya saja. Ibu pun bisa merasakan putingnya nyaris menyentuh tenggorokan bayi.

"Kalau perlekatannya benar, mulut bayi terbuka keluar, ndoweh (memble, red) atas dan bawah, areola sebagian besar masuk, dan dagunya nempel. Jika diliat dari atas pipinya tampak menggembung," jelas Maria saat berbicara dalam Seminar Golden Period Development: Menggendong Bayi dengan Standar Ahli di RS Penyakit Tropis dan Infeksi Universitas Airlangga baru-baru ini.

Perlekatan yang kurang benar, lanjut Maria, juga dapat dipastikan bila terdengar suara seperti berkecap dari mulut bayi. "Yang benar itu kalau kita bisa mendengar suara bayi menelan, glek glek glek," tuturnya.

Lagipula, jika puting ibunya saja yang masuk ke dalam mulut, inilah yang menyebabkan puting lecet karena 'bertabrakan' dengan tulang keras di mulut bayi.

Pemberian ASI juga dinyatakan sukses jika bayi aktif menghisap dan ibu sering menyusu, sebab semakin sering payudara ibu kosong, maka ASI yang dihasilkannya akan semakin banyak.

"Kalau menyusuinya kurang tuntas atau payudaranya kurang kosong, itu akan mempengaruhi produksi ASI selanjutnya jadi otak akan merasa ASI-nya nggak dipakai kok, yasudah produksinya segini-segini aja, begitu juga sebaliknya," jelasnya.

Yang tak kalah penting, bidan Maria mengingatkan untuk tidak memberi bayi minuman selain ASI dan memberikan ASI perahan lewat dot selama masa pemberian ASI eksklusif.

Menurutnya, bila bayi kadung mengenal botol susu, ia akan malas untuk menyusu ke ibunya. Padahal kegiatan menyusu berperan penting dalam merangsang kemampuan bicara si bayi kelak.

"Perlu diingat bahwa tumbuh kembang pertama kali (bayi, red) itu dari fase oralnya. ASI perah masih bisa diberikan dengan metode lain kok, bisa pakai gelas, sendok atau pipet kalau masih kecil," katanya.(op/adm)

Blog, Updated at: 5/20/2017

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

loading...