Kondom |
Seputar Kita --
Stigma masyarakat soal kondom selama ini ternyata
menyebabkan adanya anggapan bahwa membeli kondom adalah hal yang tabu.
Ketabuan ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa kondom identik
dengan hubungan seksual bebas.
Padahal jika digunakan sesuai peruntukkan aslinya dan oleh pasangan suami-istri, kondom bukanlah hal yang tabu.
Padahal jika digunakan sesuai peruntukkan aslinya dan oleh pasangan suami-istri, kondom bukanlah hal yang tabu.
Adanya stigma ini akhinya membuat banyak orang malu untuk membeli
kondom. Psikolog Jovita Ferliana berpendapat bahwa stigma ini harus
diluruskan.
Jovita mengatakan, usia remaja merupakan usia yang tepat untuk mengedukasi soal pemakaian kondom. Usia itu dinilai sebagai usia dengan rasa ingin tahu yang lebih tinggi.
"Di Indonesia, sebetulnya perlu dikenalkan sejak remaja (soal kondom) karena remaja rasa ingin tahunya tinggi. Kalau bukan orang tua yang memberitahu, dia akan cari tahu dan mencobanya sendiri," ujarnya usai peluncuran kondom Durex di SCBD, Jakarta Pusat, Selasa (16/5).
Jovita mengatakan, kondom harus diperkenalkan saat remaja sudah mendapatkan edukasi soal alat reproduksi manusia.
Ketika reproduksi sudah diperkenalkan, kata Jovita, edukasi soal kondom pun harus diberikan. Para remaja akan memahami bahwa alat kontrasepsi itu untuk mewujudkan kehidupan keluarga berencana.
"Fungsi kondom dikenalkan juga agar dia tahu kondom gunanya jadi alat kontrasepsi untuk menghindari kehamilan. Atau misalnya untuk keluarga berencana yang hanya dua anak," tuturnya.
Menurut Jovita, para remaja lebih baik mengetahui hal tersebut dari orang tua. Hal itu untuk menghindari kesalahan informasi yang dapat menjerumuskan anak ke hal yang salah. (op/adm)
Jovita mengatakan, usia remaja merupakan usia yang tepat untuk mengedukasi soal pemakaian kondom. Usia itu dinilai sebagai usia dengan rasa ingin tahu yang lebih tinggi.
"Di Indonesia, sebetulnya perlu dikenalkan sejak remaja (soal kondom) karena remaja rasa ingin tahunya tinggi. Kalau bukan orang tua yang memberitahu, dia akan cari tahu dan mencobanya sendiri," ujarnya usai peluncuran kondom Durex di SCBD, Jakarta Pusat, Selasa (16/5).
Jovita mengatakan, kondom harus diperkenalkan saat remaja sudah mendapatkan edukasi soal alat reproduksi manusia.
Ketika reproduksi sudah diperkenalkan, kata Jovita, edukasi soal kondom pun harus diberikan. Para remaja akan memahami bahwa alat kontrasepsi itu untuk mewujudkan kehidupan keluarga berencana.
"Fungsi kondom dikenalkan juga agar dia tahu kondom gunanya jadi alat kontrasepsi untuk menghindari kehamilan. Atau misalnya untuk keluarga berencana yang hanya dua anak," tuturnya.
Menurut Jovita, para remaja lebih baik mengetahui hal tersebut dari orang tua. Hal itu untuk menghindari kesalahan informasi yang dapat menjerumuskan anak ke hal yang salah. (op/adm)
0 komentar:
Posting Komentar