Tips Menjalin Hubungan dengan Pasangan yang Punya Anak

Posted By admin on 8/10/2017 | 8/10/2017

Foto: Thinkstock/Antonio Guillem
Seputar Kita -- Menjalin hubungan dengan seseorang dalam tahap serius tentu diinginkan setiap orang. Memang bukan rahasia umum lagi jika sekarang banyak pasangan yang menjalin hubungan dengan suami atau istri yang sudah bercerai dan memiliki anak.

Periset pernikahan dan terapis keluarga, Lesli Doares menilai, kencan dengan seorang yang sudah memiliki anak memang menantang. Kebutuhan dan jadwal anak-anak pun akan mempengaruhi bagaimana dan kapan waktu untuk setiap pasangan menghabiskan waktu.

"Ini juga tidak hanya bagaimana perasaan Anda satu sama lain, yang penting karena Anda bukan satu-satunya yang terlibat," ujar Doares dikutip dari She Knows.

Menurut penulis Blueprint for A Lasting Marriage tersebut, ada enam hal yang perlu diperhatikan ketika menjalin hubungan dengan orang yang sudah memiliki anak.


1. Berupaya realistis

"Hanya karena Anda dan pasangan sedang berjalan bersama tidak berarti anak-anak akan melakukan hal yang sama. Dan itu bisa menjadi pematah hati bagi banyak orang tua yang sedang melakukan hubungan tersebut," ujar Doares.

Kencan dengan pasangan yang sudah memiliki anak bisa membuat anak mereka cemburu. Rasa cemburu itu pun bisa berujung pada rencana untuk merusak hubungan yang sedang dijalani.

Psikolog John Mayer menilai, kemungkinan rasa cemburu itu memang tidak terjadi setiap saat kepada setiap pasangan tetapi kemungkinan untuk terjadi tetap ada. Seseorang harus menyadari akan hal itu sebelum berlanjut terlalu dalam.

2. Berbagi waktu

Anak-anak membutuhkan banyak waktu, energi dan fokus terutama jika mereka masih kecil. Hal tersebut tentu saja berdampak untuk orang tua membalas cepat setiap panggilan atau teks yang dikirimkan oleh pasangannya.

"Anak-anak adalah prioritas," ujar Mayer.

Seseorang yang belum memahami hal tersebut mungkin akan sulit untuk menerimanya di awal menjalin hubungan.

Doares menyarankan supaya setiap pasangan memahami batasan waktu yang harus diberikan. Waktu yang diberikan tidak hanya terkait dengan anak-anak tetapi juga dengan pekerjaan, aktifitas dan kehidupan pada umumnya. Dengan memahami hal tersebut, pasangan memiliki harapan yang realistis untuk menjadi diri sendiri.


3. Bergerak perlahan

Pasangan Anda mungkin mempertimbangkan pendapat anak-anak mereka saat berhubungan dengan seseorang yang baru. Bahkan, mereka harus rela jika anak-anak tidak mengizinkan sama sekali untuk membuka hubungan kembali.

Orang tua tentu saja harus berhati-hati ketika mengenalkan pasangannya pada anak-anaknya.

"Mengambil hal-hal secara perlahan memungkinkan seseorang mengatasi tantangan ekstra ini dengan lebih efektif," ujar Doares.

Salah satu caranya, Mayer mengatakan, dengan memperlihatkan foto pasangannya kepada sang anak. Sekali lagi, hal itu harus dilakukan secara pelan-pelan.

4. Jaga ucapan terkait anak-anak

Pada saat tertentu, mungkin seseorang akan mengeluh soal pengalaman mereka terhadap anak-anak.

"Jika mereka ingin membicarakan sesuatu yang terjadi di rumah, cobalah hanya mengajukan pertanyaan terbuka dan mendengarkan tanpa membebani," ujar Doares.

Doares mengatakan, memberikan tanggapan soal cerita itu sebaiknya dihindari karena akan menimbulkan kritik yang tidak menyenangkan soal anak-anak mereka.


5. Netral soal mantan

Suami atau istri yang bercerai bukan berarti mereka akan putus hubungan dan tidak berkomunikasi untuk selamanya. Biasanya hubungan mereka masih berjalan baik.

Seseorang yang menjalin hubungan dengan orang yang sudah bercerai harus menerima jika suatu saat dikenalkan kepada mantan istri atau suami. Penting untuk orang tersebut bersikap perduli tentang mantan.

"Membicarakan hal yang buruk atau menolak untuk berinteraksi dengan mereka (mantan) hanya akan menimbulkan masalah," ujarnya Mayer.

6. Jangan memaksa 

Jika semuanya berjalan baik tidak menutup kemungkinan untuk Anda hidup bersama anak dari pasangan. Namun, penting untuk melangkah secara perlahan.

"Jangan terlalu bersemangat untuk menemui mereka dan bersiaplah untuk membiarkan orang tua memimpin soal masukkan terhadap anak-anak mereka karena mereka mengenal anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya," ujar Doares.

Tempat yang baik untuk berjumpa dengan anak-anak adalah kebun binatang atau restoran. Namun bersikaplah secara perlahan dan jangan terlalu berlebihan. Hal tersebut dapat membantu untuk membuat situasi lebih nyaman dan tidan mengancam semua orang.
(op/adm)

  
Blog, Updated at: 8/10/2017

0 komentar:

Posting Komentar

Translate

loading...